Jumat, 18 Maret 2011

Keajaiban di Balik Bencana

 
Cerita Keajaiban Tsunami dan Gempa di Jepang. Di balik tragedi Gempa besar disambar dengan Tsunami di Jepang, menyimpan beberapa cerita yang cukup membuat kita terenyuh, mungkin bukan hanya di Jepang saja kejadian orang-orang yang bisa selamat dari terjangan Tsunami ataupu gempa besar. Misal di Aceh pada tahun 2004, banyak cerita keajaiban orang-orang yang selamat dari tragedi bencana alam besar tersebut.


Kejadian Tsunami di Jepang jelas menjadikan luka dan trauma bagi masyarakat disana, terutama bagi orang-orang yang selamat dari ancaman bencana besar tersebut. Banyak dari para korban Gempa dan Tsunami di Jepang hari Jumat, 11 Maret 2011 kemarin yang selamat dengan berjuang sekuat tenaga melawan gulungan ombak setinggi 4-10 meter dengan kecepatan 800 kilometer per jam. Tidak sedikit dari mereka yang berhasil selamat setelah terseret sejauh 15 KM ke arah lautan lepas, dan berhasil ditemukan dalam kondisi selamat.

Salah satunya bernama, Ichiro Sakamoto, warga Hitachi di Prefektur Ibaraki, berumur 50 Tahun. Beliau menceritakan, ”Apakah saya sedang bermimpi? Saya merasa seperti dalam sebuah film fiksi,” ungkap beliau. Korban yang selamat dari Tsunami di Jepang ini kembali menambahkan, ”Setiap kali saya mencoba mencubit pipi untuk memastikan apakah saya bermimpi atau tidak,
Kota Hitachi merupakan sebuah kota Modern di Jepang, pada siang itu 11 Maret 2011, setelah kejadian Tsunami, Sakamoto terasa sedih bukan main, ia melihat kotanya yang diterjang Tsunami. Ia merasa seakan terlempar jauh dari kehidupan nyata yang modern ke sebuah padang sampah dan lumpur yang amat luas. Kehidupan kota yang riuh telah berubah sepi hening. Tsunami telah melumat kehidupannya
Akan lain cerita jika ia berada di Sendai, ibu kota Prefektur Miyagi, yang terkena dampak parah hantaman Gelombang Tsunami. Mungkin saja ia akan lebih pilu ketika melihat, kapal laut yang bersandar terseret ombak Tsunami sampai kedaratan, pilu melihat rumah-rumah yang hancur serta mobil-mobil yang terdampar diatap rumah. Belum lagi pesawat terbang yang tercabik-cabik gelombang Tsunami yang dahsyat dan mendarat di perumahan yang juga telah hancur berantakan.
Berbeda dari Sakamoto, Scott West, seorang aktivis kelautan, mencoba melukiskan dahsyatnya gelombang Tsunami yang datang menghantam, ia menggambarkan gelombang tersebut mirip dengan ”apokaliptik”. Seperti yang diungkap Agence France-Presse, West mengatakan ia menyaksikan ganasnya tamparan ombak tsunami, yang ia sebut ”dinding air hitam yang menderu-deru”.
Pada saat tragedi gempa dan tsunami di jepang tersebut, West sedang berposisi di kampung nelayan Otsuchi, Prefektur Iwate, salah satu daerah yang bisa dibilang terparah terkena imbas dari Tsunami di Pulau Honshu, Jumat 11 Maret 2011. Pada saat bencana alam dahsyat itu datang, ia sedang asyik mengobrol dengan beberapa nelayan disana. Namun setelah gempa besar terjadi pada pukul 14.46 waktu setempat, tiba-tiba ia mendengar suara Gemuruh yang cukup keras.
Pada saat itulah mereka melihat gelombang dahsyat tsunami, yang diibaratkan oleh West seperti ”dinding laut hitam yang tinggi dan menderu hebat” sedang bergerak dengan sangat cepat menuju daratan. Tak banyak waktu didapat, hanya sekejap mata saja dinding rumah hilang disapu gelombang dahsyat tersebut, ombak besar sudah masuk ke segala penjuru perkampungan nelayan itu. Segera mereka berlarian dengan panik untuk menyelamatkan diri.
Saat gelombang besar menyapu seluruh perkampungan nelayan itu, terjadi juga goncangan gempa susulan berkali-kali. West melihat seorang wanita yang berteriak meminta tolong ditengah gulungan gelombang Tsunami, bangunan-bangunan hancur tersambar gelombang dahsyat Tsunami. Orang-orang berteriak histeris, banyak dari mereka yang akhirnya terbawa hanyut.
West mengatakan, ”Kemudian saya melihat sesosok mayat di pantai. Rumah, mobil, dan barang apa saja telah hancur, menyatu menjadi sampah yang bergulung-gulung diempas arus air,”
Otsuchi merupakan kota yang cukup besar ungkap west, tapi setelah tragedi Gempa disusul oleh Tsunami, kota tersebut sontak menjadi kota mati. ”Penderitaan warga yang selamat tidak terkira. Mereka terguncang hebat karena kehilangan harta benda dan orang-orang yang dicintai,” ungkapnya dengan nada sedih.
Cerita lain lagi muncul dari warga Miyagi, Wataru Fujimura, yang kehilangan rumah akibat gempa dahsyat dengan kekuatan 9 SR disertai gelombang Tsunami yang besar. Sebelum Tsunami menyapu Miyagi, ia merasakan goncangan gempa yang keras, ia menceritakan, ”Perabot rumah tangga berjatuhan. Dinding gedung apartemen kami retak. Jalanan terbelah. Sungguh mengerikan,” ungkap Fujimura.
Gulungan ombak menyapu rumah, perahu, mobil, sampah, dan puing-puing. Kotanya dalam sekejap berubah seperti kubangan rawa. Tak dijelaskan di mana apartemen milik pria itu. ”Kami menghabiskan sepanjang malam di dalam mobil,” ungkap pria itu dalam keadaan masih shock.

sumber : http://chempornet.com